Daerah, Kupasbima.Info. Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dari Fraksi Partai Golkar, Harwoto, S.H., yang mewakili daerah pemilihan (Dapil) VI meliputi Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu, menilai bahwa rencana pembangunan Jembatan Lewa Mori tidak terlalu mendesak sesuai kebutuhan masyarakat Kabupaten Bima.
Menurut Harwoto, proyek yang dikabarkan akan menelan anggaran hingga 1,2 triliunan rupiah itu sebaiknya dialihkan untuk pembangunan jalan dua jalur dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin guna memperlebar jalan lama jauh lebih efisien dan berdampak langsung terhadap peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Bima, 30 Oktober 2025.
"Kalau pembangunan Jembatan Lewa Mori diteruskan, justru bisa berdampak pada usaha kecil di sepanjang jalan lama seperti penjual bandeng dan pedagang kaki lima yang berpotensi kehilangan pelanggan," ujarnya Harwoto.
Lebih lanjut, Harwoto menegaskan bahwa kebijakan pembangunan seharusnya berorientasi pada kebutuhan nyata masyarakat, bukan sekadar proyek berskala besar yang menguras anggaran dan dirasakan langsung secara merata. Pemerintah perlu melihat skala prioritas. Jalan utama dari bandara ke Kabupaten sudah padat, cukup dilebarkan dan diperbaiki. Itu jauh lebih bermanfaat dibanding membangun jembatan baru yang belum tentu menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat.
"Rencana pembangunan jembatan Lewa Mori disebut-sebut akan menghubungkan kawasan barat dan timur Kabupaten Bima dengan tujuan memperlancar arus transportasi dan distribusi barang. Namun hingga kini, proyek tersebut masih dalam tahap perencanaan dan belum mendapatkan persetujuan final terkait anggaran dari pemerintah pusat maupun provinsi," jelas Harwoto.
Harwoto berharap pemerintah daerah dan pihak terkait agar dapat melakukan kajian ulang secara komprehensif, sehingga setiap proyek pembangunan benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
"Kita mendukung pembangunan, tapi harus sesuai skala prioritas dan kebutuhan masyarakat bawah," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin saat dihubungi wartawan Via WhatsApp menyampaikan bahwa, kami selaku pihak penerbangan bangga melihat upaya pemerintah dalam pembangunan. Apalagi ini pembangunan bisa menjadi icon Kabupaten Bima.
"Tapi disisi lain, pembangunan jembatan tersebut harus lebih dalam untuk dikaji dari berbagai sisi terutama yang dikhawatirkan akan mengganggu jalur penerbangan," jelasnya.
Kalau Jembatan Lewa Mori dibangun, kami khawatir jalur penerbangan bisa terganggu.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat mempertimbangkan kembali rencana tersebut dengan kajian yang lebih matang." Tutupnya. (KB 000*/Red).

.jpg)
.jpg)


0 Komentar